Monday, January 30

Menjadi Guru : Profesi atau Pengabdian

Di zaman sekarang ini semua orang berbondong-bondong ingin menjadi guru. Mereka menempuh jenjang pendidikan universitas untuk ngengejar profesi yang menjadi idaman sebagian besar orang tersebut. Mulai dari universitas negeri, universitas swasta maupun universitas terbuka sekalipun, semuanya penuh oleh mahasiswa yang ingin mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Bahkan sekarang juga, universitas yang awalnya tidak mengadakan program jurusan keguruan memaksakan untuk mengadakan program studi keguruan yang di khususkan untuk menghasilkan output seorang pendidik. Fenomena ini seakan-akan permintaan masyarakat terhadap minat menjadi seorang guru sangatlah tinggi.
Tingginya minat masyarakat tidak lepas dari beberapa faktor yang sangat besar pengaruhnya, diantaranya adalah :
1.    Adanya program pemerintah yang berupaya meningkatkan taraf hidup seorang guru melalui peningkatan gaji guru sampai 30 % dari gaji pokok. Selain itu adanya program sertifikasi dimana guru-guru yang telah menempuh program ini gajinya akan meningkat hingga dua kali lipat gaji pokok. Gimana ngga ngiler.....
2.    Pendapat lain mengatakan bahwa menjadi seorang guru merupakan profesi yang bisa di bilang memiliki posisi aman karena walaupun sudah pensiun, seorang guru akan tetap menerima gaji sebagai jaminan hari tua atau orang-orang biasanya menyebutnya dengan uang pensiun.
3.    Ada yang menjawab bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa. Dizaman sekarang sangat sulit sekali mencari seseorang yang menjadi seorang guru karena panggilan jiwa.

Faktor-faktor diatas merupakan beberapa alasan seseorang untuk menjadi seorang guru. Alasan pertama dan kedua mencirikan bahwa menjadi seorang guru merupakan sebuah profesi. Jika segala sesuatunya telah menjadi frofesi maka seseorang akan memikirkan untung rugi sedangkan alasan ketiga merupakan alasan yang biasanya keluar dari seseorang yang ikhlas menjadi seorang guru namun untuk faktor yang ketiga sangat sulit ditemukan sekarang ini, mungkin perbandingannya 1:1.000.000 atau bahkan 1:1.000.000.000. Mantap gan.....

Itu artinya sangat sulit sekali menemukan orang yang benar-benar ingin menjadi seorang guru.  Jika kita lihat kondisi sekarang banyak sekali guru-guru yang kurang profesional. Masa....???. Hal ini bisa dilihat dengan adanya program sertifikasi yang menekankan bagi para guru untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.

Sungguh disayangkan, ketika sebuah negara ingin maju dan pemerintahnya gencar-gencar meningkatkan program pendidikan,  dilain pihak masyarakatnya berbondong-bondong ingin menjadi seorang guru walaupun dengan kemampuan yang pas-pasan. Akhirnya sekarang ini banyak guru-guru “karbitan” (kaya mangga aja gan...) yang terpaksa menjadi guru dengan alasan gaji besar dan ingin hidup sejahtera.

Lalu.....kemanakan seorang guru yang benar-benar menjadi seorang guru karena panggilan jiwanya...??. Mereka membaur di antara guru-guru “karbitan”. Kalo begitu sulit dong menemukannya.....??. Mereka sangat mudah ditemukan, karena guru ini memiliki kemampuan atau kompetensi yang baik diantara guru-guru lainnya.

Bagi guru se-Indonesia, apakah anda termasuk guru “karbitan” atau guru “asli”?
Bagi calon guru se-Indonesia, apakah anda ingin menjadi guru “karbitan” atau guru “asli”?
Tentu semuanya ingin menjadi guru “asli”, yaitu guru yang benar-benar mencirikan seorang guru. Untuk menjadi seorang guru “asli”, hal apa yang telah kita perjuangkan untuk mendapatkannya. Kita kembalikan jawaban kepada masing-masing individu.

Sebelumnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para guru dan calon guru, tulisan ini bukan untuk menjelekan citra seorang guru melainkan untuk membangkitkan semangat seorang guru sejati di kalangan guru-guru dan calon guru. Hal ini semata mata untuk meningkatkan pendidikan di bumi Indonesia tercinta. Bangkit guru-guru Indonesia.....

No comments:

Post a Comment