Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal sebagai "negeri piramida" sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar di Semenanjung Yucatan yang merupakan pusat peradaban Maya.
Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama firaun. Namun demikian, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap.
Selain di Mesir dan Semenanjung Yucatan, Piramida juga di temukan di Indonesia tepatnya di Garut, Jawa Barat.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Gde Pitana, mengatakan, tidak pernah ada sejarah piramida di Indonesia. Hal itu dikatakannya menanggapi "penemuan" struktur batu mengerucut yang mirip piramida di kawasan Gunung Lalakon, Bandung, dan Gunung Saduhurip, Garut, Jawa Barat.
"Dalam sejarah Indonesia belum pernah dan tidak pernah ada sejarah piramida," Gde Pitana di Jakarta, Minggu (10/12/2011).
Selain itu, menurut dia, secara logika, umumnya piramida dibangun manusia untuk kepentingan spiritual yaitu menyembah para dewa.
Di Indonesia, kata dia, sudah terlalu banyak puncak-puncak gunung sehingga kemungkinan besar manusia di Indonesia pada zaman dahulu cenderung tidak memerlukan untuk membangun piramida.
"Sampai saat ini belum ada temuan arkeologis satu pun yang memberikan indikasi di Indonesia ada piramida," katanya.
Namun, pihaknya menampung segala bentuk informasi yang disampaikan oleh berbagai kalangan masyarakat dan sesegera mungkin menindaklanjuti kebenaran atau pun ketidakbenarannya.
Pihaknya sendiri telah menugaskan secara resmi Balai Arkeologi Bandung untuk melakukan pengujian, penelitian, pengkajian, dan ekskavasi untuk membuktikan struktur batuan tersebut piramida atau bukan.
"Jadi belum bisa dipastikan, informasi yang kami terima ada struktur batu yang mengerucut ke atas menyerupai piramida bertangga-tangga. Saya belum bisa mengatakan itu benar (piramida) atau tidak," kata Gde Pitana.
Ia menambahkan, seorang arkeolog dari ITB sebelumnya telah berpendapat struktur serupa itu banyak ditemui di daerah kepulauan, di mana banyak daratan muncul sebagai akibat air laut yang naik.
"Struktur seperti itu banyak terjadi di Indonesia, kalau memang demikian berarti ini bukan hasil kebudayaan manusia," katanya.
Meski begitu, pihaknya akan tetap menindaklanjuti laporan dari masyarakat dan membuktikan kebenaran teori tentang piramida di Indonesia.
"Dalam sejarah Indonesia belum pernah dan tidak pernah ada sejarah piramida," Gde Pitana di Jakarta, Minggu (10/12/2011).
Selain itu, menurut dia, secara logika, umumnya piramida dibangun manusia untuk kepentingan spiritual yaitu menyembah para dewa.
Di Indonesia, kata dia, sudah terlalu banyak puncak-puncak gunung sehingga kemungkinan besar manusia di Indonesia pada zaman dahulu cenderung tidak memerlukan untuk membangun piramida.
"Sampai saat ini belum ada temuan arkeologis satu pun yang memberikan indikasi di Indonesia ada piramida," katanya.
Namun, pihaknya menampung segala bentuk informasi yang disampaikan oleh berbagai kalangan masyarakat dan sesegera mungkin menindaklanjuti kebenaran atau pun ketidakbenarannya.
Pihaknya sendiri telah menugaskan secara resmi Balai Arkeologi Bandung untuk melakukan pengujian, penelitian, pengkajian, dan ekskavasi untuk membuktikan struktur batuan tersebut piramida atau bukan.
"Jadi belum bisa dipastikan, informasi yang kami terima ada struktur batu yang mengerucut ke atas menyerupai piramida bertangga-tangga. Saya belum bisa mengatakan itu benar (piramida) atau tidak," kata Gde Pitana.
Ia menambahkan, seorang arkeolog dari ITB sebelumnya telah berpendapat struktur serupa itu banyak ditemui di daerah kepulauan, di mana banyak daratan muncul sebagai akibat air laut yang naik.
"Struktur seperti itu banyak terjadi di Indonesia, kalau memang demikian berarti ini bukan hasil kebudayaan manusia," katanya.
Meski begitu, pihaknya akan tetap menindaklanjuti laporan dari masyarakat dan membuktikan kebenaran teori tentang piramida di Indonesia.
No comments:
Post a Comment