Sunday, November 13

RAGAM JENIS CUPANG HIAS

a.    Cupang Serit (Crown Tail)
     Crown tail atau cupang serit adalah cupang hias asli hasil persilangan Indonesia. Cupang ini memiliki dua atau lebih tulang serit. Pertama kali muncul pada tahun 1998, lalu booming pada tahun 2000. Walaupun awalnya sempat dianggap sebagi penyimpangan genetik semata, perlahan-lahan keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC) pada tahun 2001.
     Cupang serit berbeda dengan cupang lainnya. Ciri khas cupang ini terletak pada bentuk siripnya, yaitu tulang ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua tetapi empat (double-double ray) dan delapan.
b.    Separuh Bulan (Halfmoon)
     Cupang Halfmoon merupakan cupang hasil persilangan peternak di Amerika Serikat. Cupang ini memiliki sirip yang lebar dengan bukaan sirip ekor mencapai setengah lingkaran. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakannya yang anggun menjadi daya pikat tersendiri. Cupang tersebut dikembangbiakan di Prancis pada tahun 1983-1986 oleh Guy Delaval yang sebenarnya peternak ikan guppy. Mirip seperti cupang serit, komunitas cupang internasional, International Betta Congress (IBC), masih belum dapat mengahui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat memberikan kemenangan terhadap cupang halfmoon, meskipun memiliki segudang keistimewaan.
     Namun, reaksi individu hobiis ternyata cukup besar, terutama sejak dipertontonkan di konvensi IBC di Amerika Serikat Pada tahun 1992. Banyak peternak cupang yang menaruh perhatian besar terhadap cupang halfmoon. Hal ini ditunjukan dengan menyebarnya jenis cupang halfmoon ke kawasan Switzerland.
     Setelah berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika Serikat, Perancis, dan Switzerland itu pun membentuk organisasi baru yang bernama International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari berbagai belahan dunia. Hingga kini, halfmoon telah tersebar di Asia Tenggara terutama Thailand. Di iklim tropis Thailand, ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
c.    Cagak (Double Tail)
     Menurut hobiis cupang di hias di Indonesia, cupang double tail merupakan hasil mutasi dari cupang hias halfmoon. Melalui mutasi genetik, ikan ini memiliki sirip punggung yang panjangnya sama dengan sirip bawah dan memiliki sirip ekor atau dua cuping sirip ekor yang berbeda. Hasilnya, cupang double tail memiliki ekor ganda yang membelah di bagian tengah sirip ekor (caudal).
     Double tail yang baik harus memiliki sirip yang membentuk lingkaran penuh yang simetris dan tidak ada ruang terbuka (spasi) diantara ketiga sirip, baik sirip punggung, sirip bawah, maupun sirip ekor. Dasar sirip ekor double tail tampak lebih luas dibandungkan dengan single tail. Double tail yang ideoal memiliki sirip secara simetris yang berhubungan secara simetris dengan sirip atas atau sirip punggung dan sirip ekor.
     Cupang ini memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, serta pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi si antara ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna, keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkran utuh yang simetris.
     Dalam perkembangan di Indonesia, cupang jenis ini masih jarang diternakan. Kalaupun ada, biasanya peternak adalah pengembang double tail yang secara kebetulan mendapatkan anakan double tail dari hasil ternakannya. Hal ini menyebabkan double tail di arena kontes cupang tidak di bagi kedalam kategori-kategori tertentu karena peserta kontes cupang ini yang terlalu sedikit.
d.   Ekor Pendek (Plakat)
     Cupang plakat memiliki ciri tersendiri. Meskipun mirip cupang aduan yang berekor pendek, cupang plakat memiliki kategori warna yang relatif banyak. Penamaan cupang plakat berasal dari bahasa Thailand (Siam), yakni “plakad” yang berarti aduan. Walaupun memiliki arti adauan, jenis cupang ini dikembangkan sebagai cupang kontes. Jika cupang aduan hanya memiliki empat variasi warna, seperti biru, hijau, merah dan hitam. Cupang plakat memiliki puluhan variasi warna yang menarik.
     Saat ini, cupang plakat sudah banyak disilangkan dengan jenis lain, seperti cupang halmoon. Tujuannya untuk menghasilkan cupang plakat yang memiliki ekor membulat setengah lingkaran seperti huruf D atau C. Dengan persilangan ini tulang ekornya menjadi bnyak, bahkan muncul plakat berekor mawar yang disebut rose tail plakat dengan pertulangan lebih dari 8 buah. Padahal plakat tradisional hanya memiliki pertulangan 2-3 buah.
     Semantara itu, persilangan plakat dengan double tail menghasilkan plakat double tail atau cupang cagak ekor pendek dan plakat simetris. Plakat simetris atau symmetrical plakat memiliki sirip punggung (dorsal) yang tinggi dan lebar. Hal ini disebabkan cupang tersebut memiliki gen double tail yang resesif. Penampilan plakat simetris sangat menawan sehingga oleh International Betta Congress (IBC) dimasukan dalam kelas tersendiri yaitu plakat simetris (Symmetrical Plakat) untuk membedakannya dengan plakat halfmoon (plakat over) dan plakat tradisional.
e.    Cupang Raksasa (Giant Betta)
     Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas giant betta. Kelas ini melombakan cupang raksasa yang berukuran bisa mencapai 20 cm. Awalnya cupang raksasa (giant betta) ini dikembangkan sebagi cupang plakat untuk mendapatkan ukuran besar melalui persilangan dengan cupang alam yang berukuran 10-12 cm (dari ujung mulut hingga ujung ekor) atau dua kali lebih besar dari ukuran cupang plakat biasa. Cupang plakat yang berukuran raksasa mulai dikembangkan oleh peternak Thailand sejak tahun 2000-an awal. Disinyalir cupang plakat raksasa dihasilkan pula dengan cara pemberian hormon pertumbuhan pada pakannya. Harga cupang raksasa ini masih sangat tinggi.

No comments:

Post a Comment